Banjir Sapi Impor, akankah terulang lagi Krisis Sapi 2009

SAPI BRAHMAN CROSS
SAPI IMPOR  BRAHMAN CROSS STEAR YANG DIPELIHARA DI FITLOTTER

 Banjir Sapi Impor, akankah terulang lagi Krisis Sapi 2009

Lima tahun sudah berlalu kejadian yang sangat merugikan bagi peternak sapi potong lokal, karena mereka sudah memelihara sapi bertahun tahun, namun saat menjual sapi, ternyata harganya jatuh, akibat membanjirnya sapi impor pada tahun 2009. Apakah kejadian ini akan terulang lagi pada tahun 2014, mari kita lihat kondisi pasarnya:

Tahun 2009: Masyarakat banyak tertarik memelihara sapi potong, karena mengharapkan keuntungan. Predeksi pemerintah kebutuhan daging sapi saat itu cukup tinggi, sehingga di buka kran impor lebar-lebar dengan mengimpor bakalan hampir 700 ribu ekor dan daging sapi beku. Kondisi populasi sapi lokal masih cukup baik berkisar 5%, sehingga kebutuhan bakalan sapi lokal cukup tersedia di pasaran. Namun karena harga sapi impor lebih murah dari sapi lokal, menyebabkan peternak mengalami kerugian cukup besar.

Tahun 2014: Saat sekarang sebagian peternak  menahan diri tidak memelihara sapi potong, karena ketersediaan bibit bakalan lokal terbatas dan harganya relatif mahal, bila dipaksakan beresiko mengalami kerugian.

Selama dua tahun terahir ini Pemerintah kebingungan menstabilkan harga daging sapi, sehingga diputuskanlah mengimpor daging sapi beku, bakalan sapi  dan sapi impor siap potong, bulan april ini mulai terasa akibatnya.

Harga sapi impor terjun bebas dari 80 ribu rupiah tiap kg karkas menjadi 74 ribu rupiah. Dengan kondisi ini akan berdampak pada peternak lokal, karena sewaktu membeli bakalan harga cukup tinggi, namun waktu menjual saat sekarang atau beberapa bulan kedepan, peternah berpotensi mengalami kerugian.

Jadi melihat kondisi sekarang hampir sama dengan kondisi di tahun 2009, Cuma dampaknya tidak terlalu parah, karena pasokan sapi lokal relatif terbatas, sedang konsumsi daging sapi mengalami kenaikan cukup siknifikan yang dipenuhi dari sapi impor.

Scroll to Top